

Luka di Sumatera belum benar-benar kering.Hujan angin, banjir bandang, dan longsor membuat tanah itu lumpuh. Bukan hanya manusia yang kehilangan rumah dan nyawa, hewan-hewan pun menjadi korban yang tak pernah disebutkan.
Di pinggir jalan, tubuh-tubuh kecil tergeletak tak tertolong. Sebagian tertimbun reruntuhan, terpisah dari pemiliknya, atau hanyut terbawa arus banjir. Shelter yang selama ini menjadi rumah aman bagi ratusan anabul pun ikut terendam. Bahkan satwa liar terpaksa keluar dari habitatnya, bingung mencari tanah kering yang tersisa.

Namun di antara kehancuran itu, masih ada nyawa-nyawa kecil yang bertahan. Anabul yang luka, kelaparan, menggigil, dan ketakutan…berdiri di sudut-sudut kota yang basah, menunggu seseorang datang menyelamatkan mereka.

Di lokasi bencana, para aktivis hewan berlari tanpa henti. Mereka mengangkat hewan-hewan yang terjebak, membalut luka, memberi makan, memberikan air minum, dan terus bergerak meski tubuh mereka sendiri sudah kelelahan.
Tapi kenyataannya pahit: akses terputus, peralatan kurang, makanan menipis, obat-obatan hampir habis. Semangat mereka besar, tapi sumber daya mereka kecil dan tanpa dukungan, banyak hewan tidak akan sempat diselamatkan.
Karena itu, hari ini—mereka membutuhkan kita untuk menyediakan:
• Peralatan evakuasi
• Makanan hewan
• Air bersih
• Obat-obatan & vitamin
• Layanan kesehatan hewan
• Dan kebutuhan darurat lainnya

Kak, hewan-hewan ini tidak bisa meminta tolong dengan suara… tapi luka dan tatapan mereka sudah menjelaskan semuanya.
Mereka hanya ingin hidup dan para aktivis hanya ingin menyelamatkan lebih banyak nyawa. Mari hadir untuk mereka. Kuatkan para aktivis yang tidak pernah menyerah di tengah bencana. Bantu selamatkan anabul terdampak bencana Sumut sekarang dengan cara:
Terima kasih, #OrangBaik!
![]()
Belum ada Fundraiser